Gembong teroris Noordin M Top masih aktif melakukan pemboman

Posted on 22 July 2009. Filed under: INFO TERKINI |


131524
Gembong teroris Noordin M Top melalui sel barunya diperkirakan masih mungkin melakukan serangan lagi di Ibukota menyusul pengeboman Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Jumat (17/7). Kewaspadaan tak boleh kendur.

Sejak ledakan bom Mega Kuningan, ada indikasi bahwa ancaman teror bom melalui telepon ke berbagai perkantoran swasta, hotel dan gedung pemerintah masih terjadi, baik di Jakarta, Medan dan kota lainnya.

“Ini berarti masalah keamanan dikhawatirkan masih berkelanjutan. Ke depan, soal keamanan harus jadi prioritas pemerintah kembali,” kata Sydney Jones dari International Crisis Group.

Noordin M Top dipercaya telah merekrut dan membentuk sel-sel kecil atau yang biasa disebut majmu’ah. Sel-sel baru ini jelas berbahaya karena lebih fleksibel. Bahkan, keputusan melakukan serangan bom pun bisa dilakukan hanya dalam tingkat sel. Tak perlu koordinasi dengan Noordin atau sel lain.

Alhasil tugas aparat keamanan bakal bertambah sulit karena untuk mendata semua jaringan jelas bukan hal mudah. Malah bisa jadi, sebuah sel aktif hanya sekali bertemu Noordin dan tak pernah bertemu lagi. Setelah itu tak tahu lagi berapa jumlahnya dan dimana saja mereka.

Sidney Jones, dalam wawancara dengan pelbagai jaringan TV menyatakan, oknum Nur Hasbi merupakan bagian dari sempalan Jamaah Islamiyah (JI). Sebagian sudah berganti nama atau sudah bertobat dari gerakan kekerasan menjadi gerakan dakwah.

Ada sel Noordin ini yang tak setuju dengan aksi kekerasan. Media massa pernah menampilkan Nasir Abbas, mantan anggota komplotan Noordin M Top, yang sekarang sudah menjadi pendakwah bersama 580 mantan Jamaah Islamiyah lain.

Nasir dkk, menjadi bagian dari operasi Polri untuk mengajak tobat mantan rekan-rekan teroris agar menjadi orang baik-baik. “Indonesia harus bersatu menghadapi dan menanggulangi terorisme. Sudah banyak korban tak berdosa berjatuhan,” kata Jones.

Akibat ledakan bom dari sel teroris binaan Noordin M Top, Indonesia dewasa ini dikhawatirkan berada dalam zona bahaya atau zona merah dari sebuah negara lemah bergerak menuju bangsa yang gagal, seperti diungkap Prof Robert I Rotberg dari Harvard University, AS beberapa tahun lalu.

Pernyataan Rotberg ini bukan tanpa dasar dilihat pada kenyataan yang dihadapi Indonesia saat ini. Apalagi Majalah Foreign Policy, Juli/Agustus 2009, masih menempatkan Indonesia di zona in danger dalam indeks failed state.

Christianto Wibisono, pengamat politik dan internasional, melihat, bila elite Indonesia masih menggunakan pola Orde Baru tentu akan sulit menumpas aksi teror. “Itu bisa membuat kita tidak akan berhasil menumpas terorisme,” tuturnya

Sebab, ungkap Christianto, jati diri elite itu masih tersandera oleh gen impunitas praktik pelanggaran hak azasi manusia (HAM) seperti yang banyak terjadi pada di era Orde Baru.

Kondisi ini masih diperparah dengan masalah-masalah seperti isu dis-integrasi bangsa, ditunjukkan dengan konflik di daerah-daerah yang belum tuntas, penegakan hukum yang ambivalen, pemberantasan KKN yang setengah hati, dan upaya perbaikan ekonomi yang belum menandakan keberhasilan.

Di samping itu, pengaruh tekanan pihak luar negeri terhadap kebijakan Indonesia terasa semakin memberatkan di berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, perdagangan, bahkan militer. [E1]
inilah.com

Make a Comment

Leave a comment

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...